-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Seni Melawan: Melawan Adalah Seni Tanpa Menyakiti (Part 1)

| Jumat, Desember 08, 2023 WIB Last Updated 2023-12-08T10:55:39Z

Seni Melawan: Melawan Adalah Seni Tanpa Menyakiti (Part 1). Seni melawan adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan bagaimana seni dapat digunakan sebagai media untuk mengekspresikan diri, menyuarakan aspirasi, atau melawan ketidakadilan. 

Seni melawan dapat diekspresikan melalui seni rupa, seni sastra, seni musik, seni pertunjukan, atau seni lainnya yang memiliki pesan kritis, provokatif, atau inspiratif. 

Seni melawan juga dapat menjadi bentuk perlawanan terhadap penjajahan, korupsi, diskriminasi, atau masalah sosial lainnya.

Beberapa contoh seni melawan di Indonesia adalah:

Ludruk, sebuah kesenian drama yang berasal dari Jawa Timur, yang digunakan sebagai media perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang.

Lukisan Maaf Aku Bukan Koruptor, karya seniman Asman, yang menggambarkan penolakan terhadap korupsi di Indonesia.

Seni melawan adalah salah satu cara untuk menunjukkan bahwa seni tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga memiliki nilai-nilai yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

Seni melawan juga menunjukkan bahwa seni adalah hak asasi manusia yang tidak boleh dibungkam atau dikontrol oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Seni melawan adalah seni yang berani, kreatif, dan bermakna.

Seni melawan bukanlah bentuk sikap pembangkangan. Seni melawan dipahami sebagai ekspresi kemerdekaan diri untuk menentukan sikap dan kebebasan.


Seni melawan tidak diarahkan untuk menyakiti orang lain atau mengabaikan keutuhan orang lain sebagai pribadi.

Hati nurani, regulasi dan segala macam norma adalah panduan dalam memainkan arti seni melawan yang sesungguhnya.

Seni melawan tanpa menyakiti adalah kemampuan untuk menyampaikan pendapat atau kritik dengan cara yang sopan, jelas, dan tegas tanpa menyinggung atau merendahkan orang lain. Seni ini penting untuk dikuasai karena dapat membantu kita menghindari konflik, kesalahpahaman, dan kerusakan hubungan dengan orang lain.

Seni melawan tanpa menyakiti dapat dipelajari dari berbagai sumber, salah satunya adalah ajaran Mahatma Gandhi, tokoh perjuangan kemerdekaan India yang mengusung prinsip non-kekerasan.

Gandhi memiliki empat prinsip perjuangan, yaitu satyagraha, ahimsa, hartal, dan swadesi. Satyagraha berarti penolakan kerja sama dengan pihak yang tidak adil, ahimsa berarti tidak menyakiti makhluk hidup, hartal berarti mogok kerja sebagai bentuk protes, dan swadesi berarti mengutamakan produk lokal

 


Iklan

×
Berita Terbaru Update