-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berikut Sembilan Sumber Mutu Pendidikan (Manajemen Sumber Daya Manusia EPS V)

| Rabu, November 01, 2023 WIB Last Updated 2023-11-01T06:26:27Z

Ilustrasi (Sumber:dictio.id)

Sumber Mutu Pendidikan. Menurut Ibrahim dan Rusdiana (2021:87) penjaminan mutu (Quality Assurance) adalah proses penetapan dan pemenuhan mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan untuk memberi kepuasan kepada pelanggan.


Menurut Hansen (2005) penjaminan mutu atau kualitas adalah seperangkat rencana dan tindakan sistematis untuk mendaptkan kepercayaan melalui pemenuhan kebutuhan pelanggan (ibid). Dalam bidang pendidikan mutu adalah pemberian jaminan kepuasan layanan pendidikan kepada penerima layanan internal dan eksternal (Mas, 2017:11) 


Tentang sumber mutu pendidikan tinggi, yang secara bersamaan menjadi karakteristik mutu pendidikan tinggi itu sendiri sering ada perbedaan di atara peneliti. Misalya, Athiyaman (1997) menggunakan delapan karakteristik untuk mengkaji layanan pendidikan perguruan tinggi, yaitu; proses mengajar yang baik,  ketersediaan staf untuk melayani konsultasi pembelajar, layanan perpustakaan, fasilitas komputer, fasilitas rekreasi, ukuran kelas, tingkat kesulitan isi mata pelajaran dan beban belajar, lalu LeBlanc dan Nguyen (1997) mengidentifikasi tujuh faktor kualitas pelayanan yaitu; reputasi, tena-ga administrasi, pengajar, kurikulum, daya tanggap, bukti fisik layanan dan akses ke fasili-tas; bahkan Abdullah (2006) telah mengembangkan alat ukur baru kualitas layanan di sektor pendidikan tinggi dengan enam dimensi, yaitu; aspek non akademik, aspek akade-mik, reputasi, akses, masalah program dan pemahaman, diikuti Bellamkonda (2012) telah mengembangkan lima dimensi kualitas layanan di sektor pendidikan tinggi, yaitu; konten pengajaran dan pengembangan, layanan administrasi, fasilitas akademik, infrastruktur kampus dan layanan kualitas pembelajaran dalam sektor pendidikan tinggi (Abidin, 2015)


Dari sejumlah perbedaan dimensi di atas, dengan kombinasi gagasan Mas (2017: 21), bahwa pengembangan jaminan mutu merupakan upaya yang sangat kompleks, dan aspek-aspek khusus yang perlu diperhatikan antara lain adalah:


1.Kurikulum

Upaya penjaminan mutu sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraan kurikulum dengan menetapkan tujuan yang jelas agar semakin dekat pencapaiannya. Prinsip yang perlu diperhatikan (1) tujuan yang ingin dicapai harus jelas, (2) program harus sederhana dan fleksibel, (3) program yang disusun harus konsisten dengan tujuan, (4) program yang dikembangkan harus komprehensif, dan capaiannya harus jelas, dan (5) harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah.


2.Implementasi kurikulum

Penjaminan mutu pendidikan menitikberatkan pada proses pengelolaan kurikulum, pembelajaran berkualitas yang didukung perangkat pembelajaran, dan sistem penilaian yang dapat mengukur pencapaian pembelajaran. Kegiatan manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan perangkat pembelajaran berkaitan dengan (1) kegiatan perawatan klinis, (2) perencanaan dengan mengartikulasikan tujuan pembelajaran, pengalaman belajar dan prosedur penilaian, (3) pengajaran, (4) pengelolaan kelas, dan (5 ) memantau kemajuan dengan memberikan penilaian berkelanjutan.


3.Peserta didik

Keadaan peserta didik seperti tingkat kecerdasan, kesehatan, minat dan bakat, suasana emosional, motivasi belajar adalah perlu diperhatikan dalam upaya penjaminan mutu layanan pendidikan. Sehingga penentuan penerimaan peserta didik baru mengacu pada kriteria sehat jasmani dan rohani, serta hasil hasil ujian seleksi.  


Termasuk tahapan seleksi perlu dirumuskan dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) periode persiapan, (2) periode penjenjangan, (3) seleksi tertulis, (4) pengumuman kelulusan, dan (5) pemeriksaan kesehatan dan persiapan pra sekolah. Sebagai masukan utama (input) unsur utama dalam proses pembelajaran dan unsur utama dalam keluaran (output), keadaan peserta didik merupakan potensi utama yang menentukan kualitas proses dan hasil pembelajaran.


4.Kompetensi profesional guru

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pengendalian mutu adalah komptensi profesional guru. Pasalnya, kompetensi yang dimiliki pendidik berpengaruh langsung pada mutu layanan pembelajaran. 


Kualitas kompetensi profesional seorang guru adalah perpaduan antara: (1) potensi, keterampilan dan kepribadian yang melekat dalam diri guru terseut, seperti (tingkat kecerdasan, kesehatan jasmani dan rohani, keinginan semangat untuk maju, ketenangan dan keamanan kerja, dan lain-lain , (2) kualitas pendidikan prasekolah – jabatan yang didudukinya, (3) kualitas pendidikan dari pimpinan, kepala sekolah dan sarana prasana pengajaran dalam berbagai hal.


Tingkat kinerja guru dalam mengajar diwujudkan melalui kesungguhan melaksanakan tugas profesionalnya. Dengan demikian, kualitas seorang guru sebagai salah satu indikator terjaganya mutu pendidikan, dan guru merupakan pelaksana utama pendidikan yang harus memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi dalam mengajar.


5.Fasilitas pendidikan 

Ketersedian sarana dan prasarana di sekolah sebagai fasilitas pendukung pembelajaran perlu diperhatikan secara serius. Seperti ketersedian buku pelajaran, alat peraga/alat peraga, kondisi papan tulis, kondisi ruangan kelas, kenyamanan bangku dan meja siswa, dan lain sebagainya. 


Meskipun demikian, penggunaan sumber daya pendidikan, yakni sarana prasarana dalam menciptakan proses pembelajaran yang bermakna tergantung pada kualitas kegiatan profesional guru. Sekolah yang memiliki sumber daya guru profesional dapat mengelola fasilitasnya dengan baik sehingga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan terciptanya kenyamanan, keindahan, dan kecanggihan. 


Dengan demikian, sekolah yang efektif atau berkualitas perlu didukung sarana dan prasarana agar sekolah dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada siswa sebagai konsumen utama pendidikan.


6.Budaya sekolah

Bahwasannya upaya penjaminan mutu sebagai kerja terpadu (total)  membutuhkan kenyamanan dan suasana kerja yang menyenangkan. Sehingga untuk mewujudkan kerja tim yang baik, yang selanjutnya berdampak pada kinerja dengan kualitas terbaik perlu membudayakan sikap saling responsif, komunikatif dan menjaga hubungan kerja yang baik dengan semua stakeholder internal dan eksternal. Tentu sebagai manajer level atas dalam upaya pengendalian mutu perlu (1) menciptakan sistem dan prosedur kerja yang memungkinkan setiap individu dapat berpartisipasi dan saling berinteraksi, dan (2) memberikan apresiasi atau penghargaan kepada pegawai yang memiliki kualitas terbaik dalam kinerja


7.Pembiayaan pendidikan. 

Saat memantau mutu pendidikan di sekolah, perhatian harus diberikan pada pengelolaan keuangan dan fasilitas pendidikan yang tertib. Termasuk penggunaan dana pendidikan yang bersumber dari berbagai pihak, seperti dari pemerintah, sumbangan orang tua, dan dari masyarakat melalui komite sekolah. Pengelolaan dan pemetaan sumber pembiayaan hendaknya direncanakan sebaik mungkin. Pendidikan yang baik memang harganya lebih mahal daripada pendidikan yang buruk. Namun, biaya yang masuk akal atau wajar, jika dikelola dengan baik, akan jauh lebih efektif daripada biaya besar jika dikelola dengan buruk.  Di sinilah, manajemen pembiayaan berpangaruh pada pengelolaan pendidikan itu sendiri.


8.Perhatian dan partisipasi masyarakat

Bahwasannya penyelenggaran pendidikan di satuan pendidikan tidak bisa dilepaspisakan dari partisipasi masyarakat. Sehingga dalam upaya penjaminan mutu peru memperhatikan kepeduliaan masyarakat terhadap sekolah. Partisipasi dan kepeduliaan  masyarakat (termasuk orang tua)  diwujudkan tidak hanya dalam membantu sekolah secara fisik atau keuangan, tetapi turut menyedian wadah atau ruang agar masyarakat dapat berpartisai dalam menciptakan mutu layanan 


9. Perilaku manajemen pendidikan. 

Adalah dalam upaya penjaminan mutu pendidikan di sekolah perlu memperhatikan peluang untuk memberdayakan manajemen sekolah. Pejabat yang menduduki jabatan dalam struktur organisasi hendaknya tidak menggurui atau mendikte sekolah, baik secara langsung maupun melalui petunjuk teknik (juknis) Krativitas dan inisiatif perlu dikembangkan di tingkat akar rumput agar setiap lembaga sekolah secara bertahap mampu melakukan “needs assessment” dan menggali berbagai sumber dana yang dibutuhkan untuk pengembangannya sendiri.


Iklan

×
Berita Terbaru Update