-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Merasa Sendiri di Tengah Keramaian, Akrab di Dunia Maya Asing dan Kaku di Dunia Nyata

| Minggu, Februari 19, 2023 WIB Last Updated 2023-02-18T16:35:54Z
Ilustrasi (Sumber: kompasiana.com)

Merasa Sendiri di Tengah Keramaian, Akrab di Dunia Maya Asing dan Kaku di dunia Nyata-Dunia yang seakan mati suri dalam nyata, hidup tak terkendali dalam maya. Semua membuka lorong sendiri, menutup cakap, tawa, sapa dalam nyata. Manusia seakan membiarkan diri ditarik oleh kemajuan yang tanpa batas, dan bearkhir pada masing-masing menciptakan kesempatan untuk merasayakan kesepian di tengan keramain.


Dunia seakan mati suri, ketika sapa dalam nyata semakin menipis. Suara dalam nyata semakin tak terdengar. Senyum dalam alam kenyataan semakin sulit diekspresikan.


Ketika semuanya sibuk dengan dunianya sendiri. Sibuk sendiri, bukan karena niat mandiri, tetapi menepi dari obrolan bersama oleh jari belabuh pada layar gadget. Sepih, tak bersuara. Seperti kebersamaan itu dililit dalam gemgam gadget. Kesempatan bicara dan tertawa berlalu begitu cepat, ketika semuanya kembali menatap layar handpone.


Merasa sendiri di tengah keramaian, saat semuanya sibuk dengan dunianya sendiri. Berpaku pada gadget saat berkumpul bersama, yang berakibat terkikisnya makna perjumpaan. Mungkinkah ini berakibat pada terkikisnya interaksi aktif sebagai makhluk sosial? [Ditunggu pendapat Anda di kolom komentar]


Terpaku pada gadget  saat saling berjumpa dan berkumpul adalah saling menciptakan sepi di tengah keramaian, hingga masing-masing merasa asing di dunia nyata dan merasa asyik di dunia maya. Hingga mungkin pelan-pelan menyuburkan sikap individualistis. 


Kaku, suara tak terdengar, mata terpaku pada layar itu. Saat itulah dunia seakan mati suri. Tidak disadari saat itulah kita sedang menarik diri dari kebersamaan, menciptakan ruang sendiri ditengah keramaian. Saat itu pula masing-masing seperti sendri di tengah keramaian.


Saat semuanya semakin mengalihkan diri dari kenyataan ke alam maya. Saat semuanya semakin membuka lorong sendiri membawa sapa, senyum, tegur dalam alam maya. Saat semuanya lebih mudah tersenyum berhadapan layar handphone atau gadget. Saat semuanya menjadikan orang-orang yang sedang nyata hadir di hadapannya sebagai orang asing. Adalah saat itulah dunia seakan mati suri, sebab masing-masing orang di saat yang sama saling menciptakan kesepian ditengah keramaian.


Mungkin saja saat itu ada hati berkata: "Saat saya tidak ada di sini, engkau mengharapkan aku hadir di sini. Lalu aku datang. Aku ada di sini saat ini, tetapi engkau menganggap aku tidak ada, di mana canda kita, di mana tawa kita, di mana diskusi kita. Rupanya kita lebih asyik di dunia maya. Apakah kehadiran saya tidak berarti? Kini kita kita sudah terbawa arus?"


Suasana ini seperti kesepian ditengah keramaian.  Kesendirian ditengah kebersamaan. Bahkan, kita masing-masing tidak merasakan, saat ini kita sedang menciptakan suasana sepih ditengah keramaian. Haruskah kita seperti ini?


Bila merasa sendiri di tengah keramaian dan merasa kaku oleh candu dunia maya, jangan menyalahkan handphone


Dunia dengan pernak-pernik kemajuannya adalah bukti manusia itu ada, bukti manusia itu berpikir, dan bukti manusia mampu mengeksekusi yang abstrak menjadi nyata. Sebaliknya, dunia tak akan pernah mati suri, bila manusia mengijinkan kesempatan bijak, panggilan mengendalikan diri, panggilan mengikuti kemajuan, bukan terbawa arus kemajuan.


Manusia menarik kemajuan. Itu wajib. Bukan ditarik oleh arus kemajuan. Kemajuan bukan salah apalagai masalah. Kitalah yang membuatnya salah, hingga bermuara pada masalah.


Kembalikan kebersamaan kita yang begitu hangat, tidak hanya dalam alam maya tetapi juga dalam kenyataan saat kita bersama. Aku rindu kita yang dulu, yang bicara lepas, sambil tertawa. Cukuplah dibuai oleh dunia maya.


Tidak bisakah kita lepaskan handphone atau gadget saat bersama, bila tidak ada hal yang terlalu penting. Bukankah pertemuan dan kebersamaan kita ini penting? Bukankah senyuman, tertawa, dan oborolan kita saat ini lebih hangat dibandingkan emoticon ketawa di media sosial itu?



YUKSimak artikel menarik lainya di GOOGLE NEWS




Iklan

×
Berita Terbaru Update