Aku mencintai seperti ini,
Seperti bibir Pantai yang tidak ditinggalkan ombak
Tidak pernah terlambat membasahi bibir Pantai
Aku mencintai seperti ini,
Seperti ombak dengan sengaja berhenti di tepi.
Aku ingin mencintai seperti ini,
Dengan sadar mengatakan cinta,
Sengaja memanjatkan kepada Sang Kuasa
Kelak kita melangkah bersama
Mendayung bahtera rumah tangga yang tidak pernah berujung
Selama nafas berhembus
Aku mencintai seperti ini,
Seperti debur ombak yang selalu sabar tanpa debar
Dengan sengaja hati memilih
Bermitra berlayar mengatasnamakan rasa
Sebab perihal memilih, kaulah yang kupilih sebagai sandaranku
Aku mencintaimu.
Selamanya, dan akan selalu seperti itu
Menjadi alasan untuk aku terus berpijak di atas kaki juang
Bukan lagi janji menenun perasaan
Tetapi tentang sebuah kepastian untuk sebuah pilihan
Selaras racik kata, asah kebiasan menata jawaban rasa
Menjadikan engkau sebagai alasan untuk kembali.
Entah dari mana kau berasal kelak
Di sini, di atas segala rindu yang menderu
Aku masih di sini, dengan rasa yang sama .
Aku mencintaimu seperti ini, dan itu
Pantai Cepi Watu Borong, 13/12/2020
Yang Ada di Hatimu
Di antara kita sebuah rasa melilit di jantung
Yang kita namainya rasa cinta.
Tak ada yang harus kurapal dengan rapi, sebab kita sudah saling mengikatnya
Kecuali jika kau memilih untuk mamatah.
Seiring berjalannya waktu.
Ada kita selalu bersepakat untuk segala sesuatu.
Komitmen, misalnya
Kekasih, kau tau mengapa aku jelaskan rindu?
Di hatimu.
Bag, kupu kupu
Di hatimu tempat metamorfosisnya rasa.
Aku ingin menyelam lebih ke dalam lagi.
Hingga akhirnya waktu merestui.
Asmara pada puncaknya
Adalah plaminan, tempat segala ingin
Kumau, kau menjadi yang terakhirku.
Di Bibirmu, Aku Tak Rela
Walau hanya sekedar menatap
Pada lekuk bibirmu yang lembab itu
Aku telah terlanjur basah untuk sebuah cemburu
Kau mengigitnya pelan, perlahan membunuh asaku.
Pada menit ke sekian,
Aku menaruh harap diujung cangkir kopi
Barangkali, kau mengecupnya sekali lagi.
Aroma lipstik dan kopi menyatu menjadi kau yang seksi di mata
Seruput sederhana menyita waktuku
Dalam keheningan itu,
Aku bilang kepada-Nya.
Ini seperti puisi tetapi entah apa namanya.
Satukan kami, kelak