Ilustrasi (Sumber: sketsindonews.com) |
FELIKSHATAMID-Manusia adalah makhluk sosial. Kesejatian sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia untuk menciptakan sosialitas dengan yang lain. Interese dengan yang lain terwujud dalam persekutuan (koinonia). Persekutuan ini bukan anonimitas melainkan identitas bersama yang mudah diidentifikasi oleh banyak pihak. Salah satunya adalah persekutuan yang dibentuk oleh Yesus Kristus yang sampai saat ini dikenal sepanjang masa. Kristus adalah kepala dari Persekutuan itu dan melalui sakramen pembabtisan mengangkat kita sebagai anggota-Nya (I Kor 12:12-14;27). Persekutuan tersebut adalah persekutuan Kristus. Iman yang bersatu dalam Kristus, menjadikan semua anggota sebagai saudara dengan yang lain (1 Kor 1:1;5:11;16:12). Sebagai saudara, setiap anggota persektuan diarahkan untuk dapat saling membebaskan melalui penghayatan iman. Persekutuan yang membebaskan adalah hasil dari dorongan dan komitmen setiap pribadi untuk mewujudkan nilai-nilai iman dalam relasi dengan orang lain, baik relasi antar anggota persekutuan maupun dalam relasi antar kelompok. Oleh karena itu, persekutuan yang menciptakan kebebasan bagi setiap individu untuk menikmati keadilan, ketenangan, tesejahteraan, perdamain tidaklah sekali jadi, tetapi proses yang terus menerus.
Full PDF Jurnal: Unduh di sini