-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Filsafat Administrasi: Nilai Dasar yang Menjadi Motivasi dan Energi Ilmu Administrasi

| Kamis, Desember 08, 2022 WIB Last Updated 2023-03-11T19:18:37Z


(Filsafat Administrasi: Nilai Dasar yang Menjadi Motivasi dan 
Energi Ilmu Administrasi-Besumber dari:Faried Ali)

FELIKSHATAMID.com-Pada dasarnya semua ilmu mempunyai nilai yang mendasari ilmu itu sendiri. Nilai inilah yang menjadi alasan dan energi bagi ilmu pengetahuan untuk tumbuh, bertahan dan berkembang dari masa ke masa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu tersebut. Termasuk ilmu administrasi memiliki nilai dan energi atau motivasi yang menuntunnya untuk terus bertumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Nilai yang menjadi motivasi dan energi ilmu administrasi adalah nilai ilmu, nilai incremental, nilai pluralis dan nilai kritik. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:


Nilai ilmu

Adalah nilai-nilai keilmuan yang dikembangkan dalam rangka menertibkan penataan kegiatan organisasi. Nilai ilmu administrasu menekankan bahwa kerja administrasi bukan sekedar pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman manusia, tetapi disertai dukungan ilmiah melalui penelitian sehingga lahir kebenaran-kebenaran ilmiah.


Integrasi antara pengetahuan sebagai pengalaman yang dibuktikan melalui nilai ilmiah melahirkan manajemen ilmiah. Dari manajemen ilmiah melahirkan konsep fungsional manajemen yang menutup keteraturan dalam konsep perencanaan, fungsi komonda, fungsi pengontrolan, fungsi koordinasi, fungsi keteraturan penggerakan fungsi pemberian motivasi dan pengawasan, fungsi perorganisasian. Mengacu pada nilai ilmu yang dikembangkan dapat menciptakan keteraturan kegiatan organisasi, yakni keteraturan konsep atau pemikiran untuk mencapai tujuan, keteraturan untuk melaksanakan tujuan sesuai yang dipikirkan, dan keteraturan dalam menciptakan kesesuaian  yang ingin dicapai.


Pentingnya tiga keteraturan ini adalah, pertama: masing-masing individu melalui dialog interpersonal mengenali secara mendalam dan sadar tentang tujuan yang dicapai, lalu berupaya menemukan strategi, hingga berpikir tentang implementasi strategi tersebut untuk mencapai tujuan yang dipikirkan;


kedua: hasil dari fungsi keteraturan dialog pemikiran secara personal menuju upaya implementasi apa yang dipikirkan, disebut juga fungsi keteraturan antara pikiran dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang dipikirkan. Hal ini diwujudkan dalam pemanfaatan sumber daya manusia (SDM) melalui penempatan pada bidang-bidang tugas tertentu dengan seperangkat deskripsi tugasnya, diikuti dengan pengarahan, pemberian perintah, motivasi agar setiap orang dalam organisasi tersebut mempunyai keteraturan gerak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketiga, untuk memastikan kesesuaian tujuan yang dipikirkan atau yang diharapkan dengan pelaksanaannya diperlukan pengawasan terhadap sejumlah proses kerja dan prosedur melalui monitoring dan evaluasi secara berkala.


Dari uraian di atas, nilai ilmu sebagai energi ilmu administrasi secara nyata membutuhkan akal dan rasio manusia dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip ilmiah dipadukan dengan sejumlah teori ilmiah. Oleh nilai ilmu yang menciptakan keteraturan organisasi atau lembaga menciptakan motivasi berkembangnya berbagai cabang ilmu administrasi, seperti administrasi publik, administrasi keuangan, dan lain-lain. Sementara keteraturan sistemik didorong oleh pengembangan nilai yang menekankan komponen-komponen organisasi sebagai suatu sistem yang saling yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan. Termasuk keteraturan mekanik yang menegakan keteraturan prosedural. 


Nilai Incremental


Bila nilai ilmu menekankan pertimbangan akal dan pikiran yang dibuktikan dengan seperangkat metode dan analisis ilmiah dipadukan dengan sejumlah dalil dan teori ilmiah sebagai energi menciptakan keteraturan fungsional, keteraturan sistemik dan keteraturan prosedural dalam organisasi, maka nilai incremental adalah nilai batasan yang dimiliki orang dalam tatanan organisasi yang berkembang.


Nilai incremental menyebabkan keteraturan dalam organisasi untuk bekerja berdasarkan pertimbangan yang terbaik antara input dan output. Sehingga penggerak organisasi dalam mengembangkan organisasi tidak berdasarkan pertimbangan ekonomis, sebaliknya melaksanakan atau melakukan sesuatu yang dianggap baik, menyentuh dan membantu banyak orang. Dari nilai incremental melahirkan berbagai studi studi organisasi, seperti organisasi pemerintah, organisasi kemanusiaan, organisasi nirlaba, dan organisasi lainnya yang didedikasikan untuk sosial kemanusiaan.


Nilai Pluralis


Bahwasannya organisasi adalah kumpulan individu untuk bekerja sama berdasarkan pertimbangan rasio. Bila organisasi sebagai kumpulan individu untuk bekerja sama mencapai tujuan, maka fakta yang terjadi dalam organisasi adalah adanya keragaman karakteristik, keragaman kompetensi, keragaman kebutuhan, keragaman sikap dan  sifat serta tingkah laku. Untuk menetralisir keragaman tersebut, dibutuhkan keteraturan agar adanya kesatuan gerak ke satu titik yang diatur melalui pengaturan organisasi. Ke satu titik yang dimaksudkan adalah tujuan organisasi, sebagai tujuan bersama, yang diusahakan secara bersama-sama.


Berdasarkan nilai-nilai pluralitas (keragaman) sebagai fakta organisasi perlu dibangun dan dikembangkan dalam rangka pengembangan keteraturan dalam organisasi. Maka lahirlah cabang-cabang baru dalam ilmu administrasi, seperti ilmu yang mempelajari perilaku organisasi dan sebagainya.


Nilai Kritik


Nilai kritik dalam pengembangan organisasi adalah selalu mempertanyakan apa yang ada sebagai sesuatu yang formal atau informal, atau selalu mempertanyakan keteraturan dalam organisasi. 


Nilai kritis selalu bermula dari sikap keraguan terhadap sejumlah realita atau fakta yang terjadi dalam organisasi sebagai sesuatu yang seharusnya terjadi atau sesuatu yang memang secara formal harus tampak.  Dengan sikap skeptis terhadap pengelolaan tatanan organisasi, maka lahirlah berbagai teori tentang organisasi yang mengungkapkan hubungan informal akan memberikan kontribusi bagi terciptanya hubungan formal yang baik, organisasi informal akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi formal, dan sebagainya.

Iklan

×
Berita Terbaru Update