-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Laporan SETARA Institute Tahun 2021: Isu Pelanggaran KBB Dominan Dilakukan Aktor Negara || Kata Data || Feliks Hatam ID

| Selasa, Maret 22, 2022 WIB Last Updated 2022-12-04T19:29:42Z

Ilustrasi (Sumber:rumahcemara.or.id)



SETARA Institute merilis laporan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan (KBB) Tahun 2021. Ini adalahlaporan tahunan ke-15 sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2007.
Feliks Hatam

Laporan KBB SETARA Institute mencakup kumpulan data KBB dan analisis dari beberapa fenomena KBB menonjol di tahun bersangkutan. Untuk laporan tahun 2021 SETARA Institute mengangkat tema “Mengatasi Intoleransi, Merangkul Keberagaman”

Laporan Tahun 2021 yang dirilis 10 Februari 2022, SETARA Institute menyebutkan ada tiga isi pelanggaran KBB yang dominan dilakukan oleh aktor negara, yakini diskriminasi, kebijakan diskriminatif, dan pentersangkaan penodaan agama.

 

Laporan dan Definisi

 

Bereferensi pada laporan yang diunduh media ini dari laman setara-institute.org, mendefenisikan pristiwa, penyerangan,  dan diskiriminasi sebagai berikut:

 

Peristiwa

 

SETARA Institute mendefinisikan peristiwa sebagai suatu kejadian yang terjadi di satu hari yang sama, sedangkan tindakan adalah variasi aktor pelanggar KBB dan variasi kategori Tindakan yang terjadi dalam satu peristiwa.

 

SETARA Institute mengkategorisasi pelanggaran menjadi peristiwa dan tindakan. Karena satu peristiwa pelanggaran KBB dapat mencakup satu atau lebih dari satu tindakan pelanggaran KBB.

 

Misalnya, peristiwa perusakan Masjid Miftahul Huda di Sintang terdiri dari beberapa tindakan pelanggaran KBB, yaitu: (1) ujaran kebencian oleh kelompok intoleran untuk merusak masjid, (2) perusakan dan pembakaran masjid oleh kelompok intoleran, (3) pembiaran oleh aparat keamanan yang berjaga di sekitar masjid.

 

Diskriminasi

 

SETARA Institute diskriminasi didefinisikan sebagai perbedaan perlakuan oleh negara terhadap individu/kelompok yang dikarenakan klasifikasi kelompoknya, baik itu agama maupun aliran kepercayaan, yang menghambat kesetaraan individu/kelompok dalam menikmati haknya.

 

Affirmative action tidak termasuk dalam diskriminasi karena bertujuan meningkatkan inklusi suatu kelompok marginal sehingga dapat meningkatkan keterwakilannya di pekerjaan dan aspek lainnya.

Klasifikasi diskriminasi ini ditujukan pada perilaku dan bukan pada kebijakan tertulis. Adapun kebijakan tertulis dikategorikan terpisah sebagai kebijakan diskriminatif.

 

Kebijakan Diskriminatif

 

Kebijakan diskriminatif adalah diskriminasi yang dilakukan oleh negara yang dituangkan dalam bentuk kebijakan tertulis, seperti surat edaran, surat keputusan bersama, dan kebijakan tertulis lainnya. Apabila kebijakan diskriminatif diikuti dengan perilaku diskriminasi oleh negara, maka akan dihitung sebagai dua tindakan/kasus, yaitu kebijakan diskriminatif dan diskriminasi.

 

Penolakan Kegiatan

 

Penolakan kegiatan adalah penolakan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh aktor non-negara. Kegiatan keagamaan yang dimaksud bervariasi, mencakup perayaan hari raya keagamaan, kegiatan pemakaman yang ditolak karena agama ataupun kepercayaan individu/kelompok, pertemuan/rapat organisasi keagamaan, tetapi tidak termasuk kegiatan ibadah. Penolakan kegiatan ibadah dikategorikan terpisah sebagai pelarangan kegiatan ibadah.

 

Penyerangan

 

Penyerangan dapat berupa penyerangan yang dilakukan oleh aktor non-negara terhadap individu/kelompok yang disebabkan karena identitas agama individu/kelompok yang diserang, termasuk peledakan bom bunuh diri.

 

Kondisi KBB Tahun 2021

 

Dari laporan SETARA Institute secara keseluruhan ada penurunan jumlah pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan (KBB).  Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2020,  terdapat 180 peristiwa pelanggaran dan 424 tindakan pelanggaran, sementara pada tahun 2021 tercatat ada 171 peristiwa pelanggaran dan 318 tindakan pelanggaran.

Melalui laporan tersebut, SETARA Institute menyatakan, penurunan jumlah peristiwa dan tindakan ini mungkin tidak dapat sepenuhnya mengindikasikan kemajuan dalam KBB. Namun, dari data tersebut, dapat dipahami bahwa jumlah peristiwa pelanggaran yang sekurang-kurangnya terjadi di tahun 2020 dan 2021 tidak jauh berbeda; serta ada kemungkinan jumlah tindakan pelanggaran mengalami penurunan dari tahun 2020 ke 2021

SETARA Institute menyebutkan, dari data KBB tahun 2021, diketahui ada tiga isu pelanggaran KBB yang dominan dilakukan oleh aktor negara yaitu diskriminasi (25 kasus)., kebijakan diskriminatif (18 kasus)., pentersangkaan penodaan agama (8 kasus).

 

Selian itu SETARA Institute, menyebutkan enam isu pelanggaran KBB yang dominan dilakukan oleh aktor non-negara, yakni intoleransi (62 tindakan), ujaran kebencian (27 kasus), penolakan pendirian tempat ibadah (20 kasus), pelaporan penodaan agama (15 kasus), penolakan kegiatan (13 kasus), penyerangan (12 kasus), perusakan tempat ibadah (10 kasus).

Tren ini masih serupa dengan data KBB SETARA Institute tahun 2020 dimana pelarangan kegiatan, gangguan rumah ibadah, dan tuduhan penodaan agama merupakan tiga isu dominan. Di tahun 2021, pelanggaran KBB oleh aktor negara paling banyak dilakukan oleh kepolisian (16 tindakan) dan pemerintah daerah (15 tindakan).

Selanjutnya SETARA Institute menyubutkan, pelanggaran KBB oleh aktor non-negara paling banyak dilakukan oleh kelompok warga (57 tindakan), individu (44 tindakan), dan organisasi masyarakat/ormas (22 tindakan).

 

Sumber: SETARA Institute.setara-institute.org


Iklan

×
Berita Terbaru Update