HARI itu, tanggal 3 Oktober 2021. Bagi kami, 3 Oktober bukanlah tanggal tanpa kata dan cerita. Bukanlah tanggal tanpa aksi dan relasi. Bukanlah tanggal yang kaku untuk beraktifitas. Dan bukanlah waktu tanpa jejak. Walau demikian, kami tetap mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari makhluk renik yang disebut Covid-19
Di tanggal itu, awal bagi kami untuk saling mengenal, saling tegur sapa dengan saudari/i kami yang berasal dari Kecamatan Mbeliling, Sano Nggoang, Boleng dan Komodo. Kami menyebutnya Gammasando Unika Santu Paulus Ruteng.
Gammasando adalah rumah kami untuk saling merajut persaudaraan, kearaban, dan kekeluargaan.
Bahkan di sini adalah tempat kami saling bercanda, tempat saling tertawa, tetapi bukan saling menertawakan. Bahkan tempat untuk belajar tidak ceplas-ceplos. (kwkwk)
Lalu kami yang dimaksudkan itu siapa?, Baik kami kasih tahu ya, untuk mereka yang belum tahu saja.
Kami adalah anggota Gammasando yang berasal dari Kecamatan Mbeliling, Sano Nggoang, Boleng dan Komodo. Saat ini kami sedang belajar di Unika Santu Paulus Ruteng.
Asal kami berbeda, Program Studi yang dipilih di Unika pun berbeda. Tetapi, di Gammasando, kami satu. Satu dalam perbedaan. Dalam perbedaan merawat keberagaman merajut persatuan. Dalam perbedaan, saling mengasah untuk saling menghargai, saling peduli, dan saling memaafkan.
Hal tersebut, sangat kami rasakan waktu jalan sehat dan ziarah ke Golo Curu. Diakui memang bahwa awalnya ada saling segan untuk tegur sapa. Ya, maklum karena belum saling kenal. Apalagi kalau semuanya berpegang teguh pada prinsip “Anda sopan kami segan”. Sakin sopan dan segannya, nyaris tidak ada yang memulai pembicaraan (kwkwkwk).
Saling tatap pun tidak sanggup. Tetapi suasana mulai “mencair” ketika saling senyum. Ya, biasa. Kata tak sempat terucap, biarkan semuanya diungkapkan lewat senyum saja.
Tidak ingin bertahan dalam suasana “kekuan”, apalagi “jurus” senyum semuanya sudah diekepresikan. Maka kami mulai saling berbuka suara, walau sekadar ucapan “selamat siang kaka”.
Kami duduk di taman Gua itu hampir sejam lamanya. Akhirnya kami memutuskan untuk berdoa bersama. Setelah berdoa, dilanjutkan dengan kegiatan perkenalan diri.
Nah, di sinilah mulainya. Mulai saling mengenal, saling bercanda. Dan saling membuka hati sebagai satu keluarga. Keluarga Gammasando.
Saat seru-serunya perkenalan, eh, hujan turun. Kami sadar, hujan pula ingin menyuburkan rasa kekeluargaan antar kami. Pasalnya, karena hujan itu, kami bertahan di tempat itu, sambil menungu hujan meninggalkan bumi.
Mengisi momen itu, kami berkumpul di seputaran Gua itu. Di sini kami saling bercanda, saling foto, dan saling mengenal.
Baca Juga: Mimpi yang Terbuang dari Pembangunan
Hujan pun berhenti, tandanya kami harus pulang. Tetapi sebelum pulang, kami sempatkan diri untuk mendokumentasikan momen itu, dengan foto bersama. Dan berikut adalah tapak jejak kami saat di Golo Curu kala itu, tepatnya 3 Oktober 2021.
Selengkapnya ada di Youtube. Klik: DI SINI