Feliks Hatam
Pembaca budiman dimana saja berada sekaligus yang sedang membaca tulisan ini. Tulisan ini bersumber pada refleksi yang bersandar pada teoritis. Pada kesempatan selanjutnya penulis juga meminta maaf bila isi dari cuplikan ini belum begitu memadai atau pun kurang relevan dengan judul, dan atau bila ada kesamaan kata atau isi dari tulisan ini dengan tulisan sebelumnya yang ditulis oleh orang lain yang tidak di kutip sumbernya disini dan pada tulisan aslinya sumbernya dikutip. Penulis mengambil beberapa teori dan atau gagasan dari para penulis baik dibuku, koran, internet atau pun majalah karena penulis merasa tertarik dengan gagasan tersebut.
Musim hujan tiba, banjir dan bencana lainya menyapa dan manusia ramai membicarakan solusi pencegahan banjir yang tengah terjadi. Musim hujan berpaling, segala macam perdebatan dan diskusi pencegahan dicap sepih.
Sementara alam setiap detik meminta kepedulian manusia sebagai sahabatnya, memohon kesadaran manusia sbagai saudarinya. Segala seruan itu didenagar bila banjir menyapa. Hal yang didenagar hanya dbicarakan tidak dijalankan.
Kosmos dan Ekologi
KBBI (Badadu.Z. 2001 :721) kosmis berhubungan dengan kosmos dan kosmos sendiri mempunyai arti jagat raya, alam semesta, alam dengan segala isinya.sedangkan ekologi sendiri diartikan sebagai ilmu tentang lingkungan. Tentang hubungan antara makluk dengan lingkungan yang dihuni. Berbicara ekologi adalah berbicara lingkungan, tepapi bebicara lingkungan tidak berarti berbicara kosmos. Karena kosmologi lebih luas dari ilmu koamologi. Sehingga kosmogologi sebagai ilmu yang mempelajari kosmos. Sedangkan Istilah ekologis pertama kali oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Ernest Haeckel pada tahun 1969., yang dimana, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan Logos -ekologi-manusia-filsafat) Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup.
Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya atau alamnya, atau bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga atau keluarga mahluk hidup. Sebagian para pakar juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tidak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.
Snijders, A. (2004:59) justru mengatakan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar amkluk hidup dengan lingkungannya. Dengan pendekatan ekologis ini dapat disimpulkan bahwa manusia adalah salah satu organisme dari sekian banyak organisme yang ada dialamnya. Pendekatan ini pun sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap alam. Dengan kata lain manusia dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik, dimana manusia memandang lingkungan sebagai bagian dari hidupnya dan lingkungan sendiri pun memberikan kepenuhan hidup manusia, disini manusia melihat lingkungan sebagai sumber hidup, sumber hidup yang berasal dari modal alam itu sendiri, modal-modal alam adalah air, tanah, udara dan hal-hal lain yang tidak sempat disebutkan merupakan modal alam yang dapat melangsungkan kehidupan manusia. Penggunaan sumber daya alam juga harus bersifat ekonomilogis agar segala kekayaan alam dapat diwariskan kepada keturanan selanjutnya.
Penggunaan Sumber Daya Alam yang berbasis ekonomilogis adalah sudah suatu penghargaan kepada seluruh kekayaan alam, pengguanaan sumber daya alam juga harus berbasis ekoteknologi (ecotehnologi). Ekoteknologi dan ekonomilogi mempunyai dasar yang sama, yakni penggunaan Sumber Daya alam yang berbasis lingkungan, penggunaan alat teknologi yang berbasis lingkungan demi meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankan kekayaan alam (Budi Widiarto,1998:21) ( Banawiratma dkk”edt”-Suryaatmadja, 1996:38).
Keberadaan kosmos yang utuh bilamana ekologi memberikan ruang kepada manusia. Memberikan ruang kepada manusia untuk meninggikan dan mengaktualisasikan etika-etika lingkungan, etika lingkungan sangat erat kaitanya dengan moral lingkungan, moral lingkungan diintgrasikan dengan sikap dan prilaku manusia terhadap alam. Prilaku yang pro lingkungan tentunya atau prilaku yang berkelanjutan dalam tatanan kosmos, kosmosisasi berprilaku merupakan alternatif untuk mengekspresikan diri sebagai pribadi yang mengagaskan keseimbangan antar seluruh komponen yang terhimpun dalam alam atau kosmos (Jebarus,Ch “Akademika”,2002: 5) (Tucker, Mery Evelyn dan John A.Grim “ (Penerj.P. Hardono Hadi, 2003)
Heuken, A (2005:67) justru memberikan penekanan yang sama dalam hal ini kosmos dilihat sebagai keseluruhan yang ada di jagat raya ini dan kosmolologi juga dilihat sebagai ilmu yang mempelajari keseluruhan yang ada di jagat raya, berbagai lapangan kajian dari meja kosmologi, yakni persoalan yang menyangkut hal-hal yang sangat besar (universum), yang sangat kecil (mikro-kosmos), dan yang sangat kompleks (hidup organis). Melirik konsep kosmos yang diutarakan oleh Heuken diatas dapat dikatakan bahwa ekologi sesungguhnya berada pada jalur mikro- kosmos dan jalur hidup organisme.
Jadi kosmos dapat dipahami sebagai keseluruhan isi jagat raya atau alam semesta seluruhnya. Dan kosmologi adalah ilmu yang mempelajari jagat raya atau ilmu yang mempelajari keseluruhan jagat raya serta reaksi timbal balik yang terjadi diantaranya, sedangkan ekologi sendiri adalah bagian terkecil dari kosmologi
Paham Ekologi
Bagian terdahulu memang sudah membahas tentang ekologi. Dan pada bagian ini penulis membahas ekologi secara spesifik. Selain arti ekologi yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, Ekologi juga mempelajari hubungan timbal balik antar makluk hidup dangan linkungan, atau dengan kata lain ekologi adalah ilmu yang mempelajari keseluruhan makluk yang hidup di bumi ini baik individu maupun kelompok yang saling membutuhkan (hubungan timbal balik sehingga kita bisa katakan semua organisme di bumi ini saling membutuhkan baik hewan maupun tumbuhan, membutuhkan energi dan berbagai bahan dari lingkungan supaya tetap bertahan hidup (Philip K, 2002:11) (Wiliam.C,2001:14) ( Ari A. Harapan“tjh:, 2000:6).
Kamus lengkap biologi (Abercrombie, M. dkk”Penerj-Edtr”-Sutarmi,S. Dkk “tjhn”,1993:197)(Bdk.www.micosoft.com/product/ecarta) mengartikan ekologi (ecology) studi tentang hubungan organisme dengan lingkunganya, dilihat dari asal katanya ecology merupakan turunan dari bahasa yunani yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat tinggal untuk hidup, berdasarkan arti diatas ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar organisme dalam lingkungan dimana mereka tinggal.
Heuken. A. (1991: 278) mengartikan ekologi sebagai hubungan antar makluk-makluk hidup, lanjutnya tidak ada alam tampa lingkungan dan tidak ada makluk hidup tanpa alam. Sehingga secara singkat kita bisa mengatakan ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar makluk hidup dengan lingkungannya. Berpijak dari gagasan tersebut dapat dikatakan bahwa ekologi berbicara hubungan antara seluruh makluk yang ada dijagat raya ini. Berbicara hubungan adalah berbicara mengenai intraksi manusia, intraksi yang dimaksudkan oleh penulis adalah seluruh aktvitas hidup yang dilangsungkan oleh manusia dengan lingkunagan. Hal ini meyakinkan bahwa manusia adalah bagian dari alam semesta. Sehingga dapat disimpulkan alam dan munusia mempunyai derajat yang sama serta mempunyai kesempatan yang sama untuk hidup di jagat raya ini.
Hubungan manusia dengan Kosmos
Berangkat dari sejarahnya hubungan manusia dengan alam semesta adalah ibarat ikan dan air. Manusia tidak dapat hidup tanpa lingkungan atau wadah untuk bereaksi, lingkungan pun demikian. Dan berbicara hubungan sangat erat kaitanya dengan intraksi serta kiat-kiat yang perlu dilakukan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sedang terjadi. Dalam konteks kosmos dan ekologi hubungan ini digunakan untuk melihat, merefleksiakn, dan merencankan tindakan-tindkan kongkrit demi tercapainya hubungan yang damai dengan alam semesta. Hubungan yang damai ini akan memberi dampak positif bagi kehidupan keduanya, baik kosmos maupun manusia yang merupakan bagian dari seluruh ciptaan yang ada di dunia ini.
Philip Kristanto (2002:1-7) menegaskan bahwa kesadaran akan lingkuangan ramai dibicarakan di Negara maju, seperti Amerika pada tahun 1963 , yang ditandai dengan mengeluarkan undang-undang lingknan hidup. Hal ini dilakukan sebagai reaksi atas tinkadakan manusia yang tidak pro linkungan. Hal serupa juga di Jepang kesadaran akan lingkungan mulai digeroki pada tahun 1953. Dan di meja PBB mulai dibicarakan sejak diselengaranya konferensi lingkungan hidup yang dilaksankan di Stocholm-Swedia pada tangaal 15 Juni 1972. Dan di indonesia sendiri masalah lingkungan hidup ramai dibirakan mulai tahun 1972, dengan diselenggarakannya seminar pengelolan lingkungan Hidup dan pembangunan Nasional oleh Universitas Penjajaran di Bandung pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Semua usaha yang berhadapan dengan lingkungan adalah sebuah gerakan restorasi ekologis demi menyelamatkan alam dan lingkungan. Segala visi dan misi restorasi ekologi akan membawa sukses bilamana semua ekologitor atau aktor-aktor ekologi mempunyai kesadaran terhadap alam dan lingkungan, itu artinya kesadaran ditempatkan pada posisi pertama dan pada posisi ke dua adalah cara pandang (viewpoint) dan pada posisi ketiga adalah usaha (aksi)
Kesadaran akan alam sebagai sesema ciptaan adalah sebuah kesadaran baru serta keyakinan bahwa segala yang ada didunia ini bersumber pada sumber yang sama, yakni Pencipta (Allah ), Keyakinan seperti ini akan merubah cara pandang kita terhadap seluruh yang ada dbumi ini, kita melihat alam sebagai saudara atau atau sahabat, kesadaran dan cara pandang akan mengerakan hati dan pikiran untuk berintraksi dengan alam sebagaimana kita berelasi dalam keluarga. Karena alam dan atau lingkungan adalah anggota rumah tangga yang berdiam dibumi dalm waktu dan kesempatan yang sama.
sebelum kita melangkah ke hal yang lebih jauh, mari kita melihat beberapa pandangan seakaligus pendekatan 1)Pendekatan antroposentrisme, pendekatan ini melihat manusia sebagai pusat dari sistem alam, pandangan ini dengan sendirinya tidak mengakui nilai-nilai yang terkandung dalam alam, pengakuan nilai yang dimiliki oleh alam bila mana alam mampu menunjang dan memenuhi kepentingan manusi, atau dengan kata lain alam semesta dibutuhkan untuk memuaskan kepentingan manusia.
(2)Pendekatan biosentris. Biosentrisme justru mengatakan bahwa setiap kehidupan dan makluk hidup secara hakikatnya mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Dari pandangan ini secara tegas mengatakan semua makluk yang hidup di alam ini mempunyai nilai pada dirinya sendiri, terlepas bagi manusia atau tidak, sehingga alam perlu diperlakukan secara moral. Aliran ini juga mengatakan alam adalah komonitas moral, dasar dari konsep ini karena semua yang ada di bumi ini mempunayai nilai moral.
(3)Pendekatan ekosentrisme. Pandanagan ini pada dasarnya kerjasama atar biosentrisme dan ekosentrisme itu sendiri dengan tujuan membendung pandangan serta mendobrak cara pandang antroposentrisme yang membatas pemberlakuan moral. Dan ekosentrisme justru lebih luas dari biosentrisme. Biosentrisme hanya mengakui semua yang hdup mempunyai nilai dan moral sedangkan ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komoniats ekologis, baik yang hidup maupun yang mati.(4)Pendekatan Ekofeminisme. Roh dari pendekatan ini adalah refeleksi tajam manusia untuk mengubah cara pandangnya terhadap alam, yang pada gilirannya pengakuan terhadap kesamaan nilai moral antara laki dan perempuan, pengakuan ini tidak terbatas pada teori, tetapi diterapkan pada realitas serta mengakui bahawa setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mengungkuapkan gagasannya dalam hal penyelematan lingkungan.
Cara pandang tersebut akan terlihat pada tingkah laku seseorang, dan cara panadang tersebut juga memberikan ruang bagi orang lain untuk mengungkapkan citra dirinya sebagai laki-dan perempaun (Keraf, Soni, 2006:33-75;123) (WW. microsoft.com/product/encerta) .
Dari beberapa pandangan diatas, penulis sangat setuju jika digalakan atau digunakan pendekatan bio-ekosentrisme (femenisme) artinya manusia harus merubah cara pandanganya, bahwa seluruh komponen yang ada di jagat raya ini mempunyai nilai-nilai dan moral yang sangat berharga bagi dirinya sendiri baik yang hidup maupun yang mati,nilai tersebut sudah ada sejak sesuatu itu ada, sesuatu mempunayi nilai tidak tergantung pada sesutu.
Restorasi ekologi akan terjadi bila mana semua orang meyakini serta megakui bahwa segala yang ada dibumi ini mempunyai nilai dan moral yang sama, itu artinya semua yang ada di bumi ini mempunyai kesempatan yang ama untuk hidup. Dari sisi lain kita mengatakan bahwa substansi dari pandangan diatas adalah sama-sama menghormati alam. Alam dilihat sebagai saudara, sebagai sahabat. Pandangan-pandangan semacam ini akan mempengaruhi kita dalm bertingkah terhadap alam sebagai sesama ciptaan.
Lingkungan Hidup dan Manusia
Lingkungan dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat lepas pisahkan dari kehidupuan di bumi ini, manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik, dimana manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya begitupun sebaliknya (Sastrawijaya, A.Tresna) ( 2009: 7) (Anton Bagul, D, 2008 :27) mendefinisikan lingkungan hidup ialah keseluruhn benda yang hidup dan tak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati.
UUPPLH (Undang-Undang pengendalian Pencemaran Lingkngan Hidup tahun 1997) pasal 1 butir 1 turut memberikan pengertian tentang lingkungan, dimana dalam UUPPLH melihat lingkungan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, termsuk kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta makluk hidup lain. Dari penegertian yang direkomendasikan oleh UUPPLH dapat kita simpulkan bahwa lingkungan hidup adalah semua yang ada diluar dan yang ada dalam diri kita, karena semuanya tidak jauah dari kehidupan manusia, maka manusia berperang penting untuk menjaga stabilitas dan romantisme yang ada antara manusai dan lingkungan itu sendiri.
Llingkungan dan manusia juga terdapat hubungan yang dinamis.KarenaLlingkngan dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat lepaspisahkan maka perubahan yang terjadi dalam lingkungan akan menyebabkan perubahan tingakh laku manusia untuk menyusaikan diri dengan lingkungan yang baru, dan perubahan kelakuan manusia ini juga akan menyebabkan perubahan dalam lingkungan hidup.
Hubungan yang dinamis sirkuler antar manusia dan lingkungan hidupnya dapat dikatakan bahwa hanya dalam lingkungan hidup yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang baik pula lingkungan dapat berkembang ke arah yang optimal, sehingga sangat pentinglah pembinaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Kemajaun IPTEK mempengaruhi cara pandang maunusia terhadap alam. Diaman maunusia bukan lagi melihat alam dan segala isinya sebagai kesatuan organisme, tetapi melihat alam sebagai pemenuhan kepuasan dan memprioritaskan funsional makluk ciptaan.
Alam atau lingkungan sadar atau tidak, suka atau tidak suka bahwa alam disebut juga sebagai pengada nafkah, dan penganda situasi yang aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan alam dalam hal ini tumbuh-tumbuhan mampu menghasilksn makanannya sendiri.
Sehingga penulis merasa aneh bila banjir melanda kehidupan manusia di musim hujan, baru ramai membicarakan usaha untuk memcegah banjir, namun tidak semua orang menyadari dan merefleksi sejauh mungkin tentang posis dirinya denagan lingkungannya, dan tidak pernah tengok ke belakang apa yang sudah saya lakukan untuk lingkunngan. Sadar atau tidak manusia dan lingkungan sama-sama mempunyai moral, berbicara moral kita langsung berpikir tengtang yang baik dan yang buruk. Dan dalam konteks lingkungan moral diartikan sbagai segala jenis usaha manasia yang berorientasi pada pelestarian lingnkungan alam dan lingkungan sekitar. Moral lingkungan juga menekankan dua hal pokok, yaitu nilai-nilai moral instrik dalam mengatur objek-objek alamiah dan yang kedua nilai moral sosial seperti kebaikan.
Beberapa penulis yang membicarakan morol (etika) lingkungan menaruh harapan penuh agar setiap kepala sungguh sadar akan posisi lingkungan sebagai sesama ciptaan yang mempunayai kesempatan yang sama untuk hidup seperti Soni Keraf dan William Chang. Dari gagasan mereka berdua saya mengitip bebarapa hal yang berhubungn erat denagn moral lingkungan seperti(1).Menegakan keadilan dan tanggung jawab-moral responsibility for nature) Prilaku ketidak adilan terhadap alam adalah salah satu sumber ketidak seimbangan antara kosmos dan manusia atau dengan ciptaan lain. Hal-hal demikian dapat kita lihat melalui, yang pertama ketidak adilan mengenai cara pandang manusia tentang lingkungan dan prilaku manusia tentang lingkungan.
Kedua penyelewengan terhadap penggunaan sumber daya alam yang tidak sesuai dengan norma-norma lingkungan. Dimana manusia menggunakan haknya secara bebas tanpa memperhatikn kewajiban-kewajiban yang perlu dilakukan terhadaa alam. Berpijak pada eksistensi manusia itu sendiri bahwa manusia adalah salah satu dari berbagai organisme yang ada di jagat raya ini, itu artinya semua orang harus mengambil bagian dalam usaha pelestarian alam dan ikut menikmati pemanfaatan sumber daya alam yang menyeluruh, serta sumua kelompok atau individu mengambil bagian secara penuh dalam usaha merekonsiliasi ekologi itu sendiri dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab juga bukan hanya bersifat individual tetapi juga bersifat kelompok. Dengan tanggungg jawab pribadi maupun kelompok setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam sebagai miliknya dan dapat dimanfaatkan seadil-adilnya pula. (2).Menyelami ciptaan lainMenyelami pencipataan adalah sebuah pemahaman atas penciptaan yan akan mewarnai sikap dan tingkah laku manusia. Memepengaruhi tingkah laku manusia terhadap alam bila mana manusia memandang alam sebagai tanda-tanda kehadiran Allah yang kudus. Alam juga adalah ibarat bayangan Tuhan, Pantulan cahya dan sinar-Nya adalah tanda keindahan Tuhan. Tetapi Meyelami ciptaan juga dapat diartiakn sebagi sikap munusia yang tidak memanfaatkan seluruh ciptaan di bumi ini secara membabi buta, dan melupakan tugas menjaga dan melindungi. Memanfaatkan seluruh isi dibumi ini adalah bagian dari doa, itu artinya manusia memafaantkan SDA dengan penuh tanggung jawab dan penuh rasa memiliki. Rasa memiliki bahwa alam ini tidak semata-semata milik manusia tetapi juga milik Tuhan..(3). Sikap hormat terhadap alam (resperct for nature) Pandangan atau pendekatan yang sudah dibahas sebelumnya bahwa substansi pandangan mereka tetap menghormati alam, bedanya antroposentris menghomati alam karena alam dilihat sebagi pemenu kepuasan manusia. Manusia adalah bagian dari organisme yang ada di alam ini, maka sikap hormat terhadap alam adalah sikap dasar manusia dalam satu komonitas eko-sosial, dengan kata lain alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja kerena manusia bergantung pada alam, tetapi karena manusia adalah bagian integral dari alam, manusia adalah anggota ekologis.(.4). Mengakarkan cinta kasih dan solodaritas kosmis Hal ini lah yang ditekankan oleh ekofeminisme dimana manusia harus menumbuhkan dan merealisakan cinta kasih dan kasih sayang kepada seluruh kelompok, termasuk alam ciptaan karena manusia juga adalah salah satu kelompok ekologis, sehingga prinsip cinta kasih dan kasih sayang tidak terbatas mengamatkan nilai solodaritas kosmis (Cosmic Solidarity) yang mendorong manusia untuk menyelamatkan alam dan semua kehidupanya. Kasih sayang dan kepedulian (caring for nature) serta solodaritas kosmis (Cosmic Solidarity) adalah suatu dasar untuk menyelematkan alam serta seluruh isinya.(.5).
Prinsip Hidup Sederhana Dan Selaras Dengan AlamYang ditekankan disini adalah nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan kekayaan dan membatasi konsumsi produksi manusia yang modern. Dan pada tingkat ini dibutuhkan gerakan bersama secara komunal untuk mengubah gaya hidup, yakni gaya hidup yang sedarhana dan dapat diterima sebagai upaya pelestarian alam. Dalam hal ini sagala macam ritual adat, sudah menjadi barang tentu kekayaan budaya, yang dimana hal tersebut menggambarkan relasi yang sangat bermakna bagi kelansungan hidup seluruh makluk hidup.**