-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mawar, Antologi puisi Edy Feliks Hatam | Feliks Hatam ID

| Jumat, September 24, 2021 WIB Last Updated 2022-03-08T11:43:54Z

Mawarku

Ilustrasi: sehatq.com


Mawarku

Mengapa kau berduri?

Juga cinta haruskah berkelikir?


Walau kau berduri mawarku

Meski kau berkelikir cintaku

Kau kan kugenggam walau berduri

Juga berlari megejarmu walau berkerikil

Sebab dalam duri kutemui kau yang manis

dalam kerikil kujumpai rupamu yang menawan


Mawarku

Keelokanmu menarik banyak mata memandang

Memanggil hati

berlari mendekapmu


Namun tak kan kubiarkan itu terjadi

Hati berjanji menjadi yang pertama

untuk mengakatan I love you

Kaulah bunga yang kupilih


Mawarku

Mata ini menatapmu lebih cepat dari biasanya

detak jantung pun tak biasa

Hati juga Bahagia

Karena aku lebih dulu memilihmu.


Nama

Nama itu selalu ada dalam nadaku

memberi arti akan rasa yang kualami

menuliskan kisah tentang kesetian cinta


Adalah nama yang selalu kugenggam dari sekian nama

Yang akan kujaga menjadi selalu ada

Dan selalu kusatukan dalam bait-bait doa

Agar hadir dalam setiap langkahku


Tentang nama itu

Biarkanlah aku memohon menjadi satu

Satu nama dalam mengembara

juga mendayung pilau mahligai.


Untukmu Pemilik Hati (Part I)

Rasa ini tetap untukmu

Cinta ini ada bagimu

Kata ini selalu untukmu

Harapan ini selalu bersamamu

Bersatu bersamamu.


Untukmu Pemilik Hati (Part II)


Bagiku, kaulah pemilik senyum indah

Senyum yang membangkitkan

Dan yang menuliskan harapan


Bagiku kaulah permata

yang kan menata hati ini

lebih dari sekedar bahagia


Untukmu pemilik hati

Hati ini bukanlah ladang

yang digarap musiman

Bersama rasamu

hatiku adalah rumah yang hidup dan kokoh

Kỉta membangunnya lalu menghiasnya tanpa kenal musim


Ỉtulah hati dan râsa kita yang kuat

untuk selalu setia dalam suka juga duka

Berhentilah setia dalam kegaduhan hati

Lepaskan rasa yang tak bershabat

Bertepilah dari kebencian

Satukan senyum untuk mengarungi lâutan kehidupan


Untukmu pemilik hati

Gemgamlah rasa dalam sadar

Bersamalah melangkah mengapai mentari

mumpung masih pagi.

Bersamalah membangun

dan menciptakan hal yang luar biasa.


Malawan Gombal


Aku mencintaimu, bukalah gombal

Tapi bahasa hati,yang diucap dengan kata

Aku merindukanmu, bukan gombal

Tapi bahasa rasa, yang dinyatakan dalam kata


Aku tak dapat hidup tanpamu, bukan gombal.

Tapi kata hati untuk menyakinkan pemiliknya

Aku tak dapat jauh darimu, bukan gombal.

Tapi kejujuran hati dalam kata

tentang sosokmu yang membuatku berarti.


Senyummu bagai air kesegaran

yang mengaliri nadiku, bukan gombal.

Tapi ungkapan kenyataan hati,

tentang sosokmu

yang mampu mengalirkan kesegaran dalam nadiku.


Aku tak dapat menduakanmu, bukan gombal.

Tapi nyatanya sosok seakan membangun istana cinta dalam sanubari

Jika semuanya kau anggap rayuan gombal

Maka biarkanlah kusampaikan padamu lewat sajak ini.



*)Puisi ini, sudah dipublikasikan 


Iklan

×
Berita Terbaru Update